Tips Packing Ransel yang Nyaman
Saya selalu bingung menjawab tiap ada yang bertanya cara packing yang nyaman. Bagi saya mungkin nyaman, tapi belum tentu bagi orang itu, karena menurut saya, semua kembali pada kebiasaan seseorang di jalan, dan kebutuhannya.
Semua pejalan, baik yang baru akan mulai ataupun yang sudah mengelilingi semua negara dan samudera pasti setuju, tak ada yang menyukai pack ataupun un pack. Packing adalah bagian paling tidak menyenangkan dari traveling setidaknya bagi saya.
Meski demikian, packing menentukan nyaman tidaknya perjalanan nanti. Ini adalah cara packing paling nyaman menurut saya :
1. Sehebat apapun kemampuan hafalan saya, saya tetap membuat daftar barang
Saya membeli sebuah buku kecil seukuran buku saku pramuka, khusus untuk mencatat semua barang yang saya bawa.
Mengapa saya menuliskannya di sebuah buku karena jika sekadar dituliskan pada sobekan kertas, 99% kertas itu akan hilang di perjalanan. Catatan ini berguna bukan hanya saat akan packing barang sebelum berangkat, namun juga sebelum pulang untuk mengecek tak ada barang tertinggal.
Terdengar kuno, namun sangat berguna bagi saya. Semua karena saya tak pernah mengecek barang sebelum pulang, semua hanya berdasar perasaan ‘ah, sepertinya sudah semua’.
2. Barang menyesuaikan tujuan
Ada seorang kawan bersiap melakukan traveling pertamanya, dia bertanya pada saya,’mbak, bagi tips packing yang nyaman dong. Kamu kan sering jalan-jalan, pasti udah pengalaman’.
Saya bertanya balik, kemana tujuannya, berapa lama di tempat itu, seperti apa medannya, apa saja yang akan dilakukan?
Tak ada tips packing yang berlaku untuk semua perjalanan. Masing-masing memiliki tips tersendiri.
Jika perjalanan itu akan berlangsung lama hingga hitungan bulan tentu akan lebih efektif jika memilih barang-barang tahan lama. Untuk baju pilihlah yang tipis sehingga dapat muat agak banyak. Lalu pelajari kultur tempat tersebut, sopankah mengenakan pakaian tipis dan celana pendek?
Semua bergantung pada kondisi.
3. Tinggalkan barang tak berguna
Secinta apapun pada buku-buku, saya tak pernah membawanya di perjalanan, karena saya tahu saya bukan tipe yang dapat menikmati bacaan saat di perjalanan. Saya pernah mencobanya sekali di kereta saat dari malang ke Jakarta, hasilnya saya merasa mual sepanjang perjalanan.
Begitupun kotak peralatan pertolongan pertama yang cukup memakan tempat di ransel. Jika obat-obatan masih muat dibungkus dengan plastik yang lebih fleksibel, tak ada alasan lagi untuk membawa kotak tersebut.
Saya maksimal membawa 3 potong baju untuk lama perjalanan 1 minggu karena saya tahu saya jarang berganti baju sehingga tak efektif membawa baju terlalu banyak. Jika masih bersih dan tak bau, lebih baik tak usah ganti baju.
4. Tas kecil tempat baju
Saya mengepak baju dalam tas kecil tersendiri untuk kemudian dimasukan dalam ransel. Baju lebih rapi karena digulung, tertata berdasar jenis, serta lebih padat dalam ransel. Pisahkan baju, celana, pakaian dalam dan kemeja resmi (jika membutuhkannya). Dua potong kaos, 1 jaket, 1 celana pendek, 2 celana panjang, beberapa potong pakaian dalam bagi saya sudah sangat memadai.
Untuk kaus kaki, saya tak pernah menyimpannya dalam wadah yang sama dengan baju-baju saya.
5. Jangan penuhi ransel
Saya selalu menyisihkan ruang kosong. Berdasar pengalaman, barang bawaan saat pulang selalu lebih banyak dari saat berangkat. Belanja oleh-oleh bukanlah dosa, untuk menyenangkan diri sendiri dan juga orang lain.
Untuk mengakali agar selalu tersisa ruang kosong, saya selalu membawa versi mini dari barang yang saya bawa. Pasta gigi mini, shampo dan sabun sachet, pembersih wajah mini, sikat gigi yang dapat dilipat ataupun untuk keperluan menulis di perjalanan saya menggunakan netbook asus 10 Inch agar lebih praktis.
Handuk, saya tak pernah membawa handuk rumah yang tebal dan berat. Biasanya, saya membawa handuk wajah yang kecil dan tipis, cukup jika sekadar mengeringkan badan setelah mandi.
Hindari membawa celana berbahan jeans untuk perjalanan jangka panjang.
Saat memilih suvenir pun jangan terpengaruh nafsu. Saya selalu memilih berdasar ukuran (semakin kecil dan ringan semakin bagus) dan keunikannya, juga harga.
instansi atau perusahaan anda mau pemasangan highrope seperti flyingfox, two line bridge, spydernet, jembatan V ataupun mengadakan outbound training , paralayang, rafting , gathering ataupun paintball. Outbound training dengan konsep team building, leadership, training indoor ataupun hypnoterapy percayakan pada kami executive adventure outbound malang.
info lebih lanjut bisa menghubungi kami di setiap kegiatan kitahttps://www.facebook.com/outbound.malang
mau mengadakan outbound di Malang ?? jangan ragu hubungi kami di 081 2333 42 777
bisa juga kunjungi website kami lainnya di
Leave a Reply